Lelaki Angin dan Ratu Cahaya [Part 7: Kontemplasi]

Pada suatu senja yang sepi…

Sendiri adalah saat-saat di mana pikiran berlarian bebas di sepanjang rongga kepala laki-laki itu. Berbagai kenangan dan khayalan bercampur aduk menjadi satu hingga kadang dia tak tahu lagi mana kenangan, mana khayalan. Ambigu. Mungkin karena hidupnya abu-abu. Rajni adalah satu-satunya realita baginya. Ratu Cahaya yang akan selalu ada ketika dirinya kembali usai berkelana. Tapi justru karena Rajni adalah realita, perempuan itu tak tersentuh. Tak bisa dan tak boleh disentuh. Bayu hanya bisa menyentuhnya dalam khayalan, di mana Rajni adalah Ratu Cahaya yang maya. Rajni mau tak mau akan selalu terpisah dari dunianya.

Continue reading Lelaki Angin dan Ratu Cahaya [Part 7: Kontemplasi]

Lelaki Angin dan Ratu Cahaya [Part 6: Separasi]

Laki-laki itu, Bayu Kelana, menyisir pandangannya ke seluruh sudut ruangan. Memastikan tak ada yang tertinggal. “Sudah siap?” Laras bertanya kepada laki-laki yang keluar dari rumah sambil menenteng traveling bag. Laki-laki itu mengangguk. Laras pun membuka pintu mobil dan masuk ke kursi pengemudi. Laki-laki itu, Bayu Kelana, melempar traveling bag-nya ke dalam bagasi, lalu menempati kursi penumpang. Sejurus kemudian Laras menginjak pedal gas dalam-dalam.

Continue reading Lelaki Angin dan Ratu Cahaya [Part 6: Separasi]

Lelaki Angin dan Ratu Cahaya [Part 5: Konspirasi]

Telepon genggam Bayu tiba-tiba berdering. Laki-laki itu melirik nama yang tertera di layar lalu segera menjawab panggilan masuk itu. “Halo?” laki-laki itu menyapa. “Bagaimana? Kamu bisa bikin dia percaya ‘kan? Sepertinya begitu ya…” sambung laki-laki itu lagi. Bibirnya menyungging seulas senyum sambil mengangguk kecil. “Oke. Terima kasih ya, Ras…” ujarnya lagi sambil menutup pembicaraan dan meletakkan telepon genggamnya. Laki-laki itu menghela nafas panjang, “Maafkan aku, Ra… aku terpaksa membohongimu…” gumamnya sambil memacu mobilnya menembus kegelapan malam.

Continue reading Lelaki Angin dan Ratu Cahaya [Part 5: Konspirasi]

Lelaki Angin dan Ratu Cahaya [Part 4: Segregasi]

“Ra?” Sebuah suara membuyarkan lamunan Rajni. Perempuan itu tersentak, “Eh?? Ya?” jawabnya sambil menoleh dan menatap laki-laki yang duduk di belakang kemudi di sampingnya. “Kenapa, Bay?” tanyanya lagi dengan nada heran. “Sudah sampai…” Bayu menjawab sambil tersenyum kecil. Rajni menebar pandangan ke sekelilingnya. Mereka memang sudah tiba di depan rumahnya. Ah, rupanya dia begitu sibuk dengan pikirannya sendiri hingga tak memperhatikan jalan.

Continue reading Lelaki Angin dan Ratu Cahaya [Part 4: Segregasi]