Aku menatap bayangan perempuan yang menatapku lurus-lurus dari dalam cermin. Perempuan itu tersenyum sinis kepadaku. “Ada apa lagi sekarang?” tanyanya dengan nada acuh tak acuh, seolah segan berbincang denganku. Aku diam sejenak. “Manakah yang lebih baik, memiliki seseorang tidak secara utuh atau tidak memiliki sama sekali?” tanyaku setelah diam beberapa saat. Perempuan itu tertawa mencemooh. “Astaga! Masih?” dia balik bertanya dengan nada sinis.